Lantai Tiga

 LANTAI TIGA


 

Hari ini, aku lembur lagi. Padahal aku ingin menikmati tidur lelap dikamarku. Tapi apa boleh dibuat. Kita berada di lantai tiga sekarang. Mari bekerja, aku telah bekerja sampai pukul dua belas malam. Sangat lelah, akhirnya aku bisa pulang. Lift ku telah menunggu dari tadi. Aku segera berkemas kemas. Agar dapatkan waktu santaiku nanti.

 

Liftnya aneh, kenapa setiap aku lembur, selalu membuka pintu di lantai tiga kata mereka. Padahal tidak ada orang didalamnya. Aku akan mencoba berpikir positif. Mungkin hanya tombol macet. Mari selesaikan ini, aku memencet tombol menuju ke basement agar aku dapat pulang.

 

Pada besoknya, aku lembur lagi. Ini sudah biasa bagiku sebagai seseorang yang bekerja menjadi budak korporat. Saatnya pulang, namun kali ini ada dua orang lain yang lembur sepertiku. Mereka tampak berbicara dengan serius perihal Kantor ini.

 

“Hmm, lu tau ga kalo ada cewek dikantor kita bunuh diri?“

“Iya? Serem yah, anak mana?”

“Kata orang sih di lantai tiga. Pantesan di lantai tiga liftnya berenti terus.”

“Bisa jadi tuh, gara-gara itu kali.”

“Eh, bentar. HP gua ketinggalan, temenin gua dong.”

 

Pikiranku menjadi cemas ketika mereka mulai pergi dari depan lift.

“Eh m-mas, mau ditungguin ga liftnya?”

“Gausah mbak, duluan aja.”

 

Entah kenapa, Kali ini aku menjadi takut untuk melewati lantai tiga. Dan seperti dugaan ku. Lift berhenti lagi di lantai tiga. Dan tidak ada siapa-siapa disana. Lift ditutup lagi. Akhirnya beginilah kisahnya. Dan tidak akan berubah lagi. Dan aku segera bersiap-siap untuk lembur besok. Dan membuka pintu lift untuk mereka.

 

  

 

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)